Showing posts with label Celoteh. Show all posts
Showing posts with label Celoteh. Show all posts

Monday, March 12, 2012

Busy Day, Tired Body And I Miss Friday Already




It's Monday.
Kuliah hari ini berakhir jam sepuluh. Dan saya tiba di rumah pukul 18.30. Busy day!
Pulang kuliah tadi saya dan teman-teman melancong ke titi gantung, tempat jual beli buku dari yang murah sampe mahal banget, dan dari yang asli sampe copyan jelek yang tak seberapa. Hasilnya: NIHIL! Buku yang dicari gak ada, kalo pun ada harganya ga sesuai kantong. Yak maklum anak kost, agak perhitungan soal duit, apalagi buat beli buku jilid satu yang cuma di pake tiga bulan sampe mid semester seharga Rp 160.000.....!! Ah!!

Omong-omong pagi ini Yo balik ke Jakarta. Sedikit merasa bersalah karena ga sempat ketemu. Kurang lebih tiga minggu dia di Binjai, tapi ga ada waktu ketemuan.. I'll miss you, Yo. Take care yaaa..


Anyway, di Binjai ada komunitas Stand Up Comedy loh, baru dibentuk... Dan sabtu ini bakalan ada Open Mic perdana. Diajakin nonton sama temen yang suka banget Stand Up Comedy, well sebenernya bukan diajakin nonton aja, tapi diajak jadi comic juga, huuuuhh don't you know me? :D I definitely cannot do that!
Saya termasuk penyuka Stand Up Comedy, tapi jelas ga pernah membayangkan untuk jadi comic..
Sabtu ini di Pondok Jati Resto, rencananya jam dua siang Open Mic Perdana Stand Up Comedy Binjai bakal digelar (cieeee...)  Aku memikirkan tentang apa yang akan kukatakan pada Bapak.
Minta izin pergi ke luar pada Bapak ga bisa sekedar: "Pak, aku keluar bentar ya, ama temen."
Jawabannya pasti begini: "Kemana? Ngapain? Sama siapa? Ga usah lah pergi-pergi kalo ga jelas"
Sebenernya sih jelas-jelas aja, cuma aku ga berani bilang kalo bakalan pergi ke situ.
Pergi ke Mall ama nonton di bioskop aja udah hina banget di mata Bapak, apalagi kalo aku bilang ke Cafe??? --> Matek la!!

Tolong skip selasa, rabu, dan kamis, besok langsung jumat aja yahh... :D

Sunday, March 04, 2012

Bahagia Itu Tidak Menyakiti Diri Sendiri dan Orang Lain


"Bahagia itu tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain" -Merry Riana-

Kutipan di atas adalah tweet mbak Merry Riana, seorang motivator (kebetulan saya follow twitter beliau) sekaligus pengusaha yang sukses. Saya tertarik dengan kisah hidupnya. Hal yang paling saya kagumi adalah bahwa beliau tidak menyerah saat gagal, kebalikan dari saya yang dulu rasanya pengen ditelan bumi aja kalo gagal huhuhuhu..

Setelah divisualisasikan lewat pikiran, oh iya bener, saya ngerti 'bahagia itu tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain'. Lalu saya mengingat-ingat kapan saya pernah membuat keputusan yang tidak menyakiti diri sendiri dan juga tidak menyakiti orang lain. Jawabannya: almost NEVER! 

Karena tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain adalah situasi yang hampir mustahil bisa saya ciptakan.
Tapi saya bahagia, meskipun bahagia buat saya adalah tidak mengingat apa yang membuat saya tidak bahagia. Begitu pun saya bahagia :))


gambar dari tumblr

Wednesday, February 22, 2012

Sawah, Niatnya Mau Puitis, Jadinya Malah Begini


hey, kamu.
kamu yang aku suka.
aku berharap kamu seperti sawah di desa
hijau, teduh, dan amat berharga.

kamu..
kamu akan tetap menghasilkan padi, walaupun Indonesia ga mengalami
pertumbuhan ekonomi..
kamu akan tetap menguning walau Indonesia menghadapi resesi ekonomi..
kamu sawah,
kamu sektor pertanian yang keliatan kecil
tapi berdampak besar
kamu bisa bertahan saat yang lain jatuh..
kamu sawah..
kamu jadi sawah-ku saja :)

Monday, February 06, 2012

New Moon - The New One Is Not Always Better Than The Old. Remember That, Bells!


        Malam ini karena terserang 'gagal ngantuk' - menolak disebut pengidap insomnia - saya putuskan untuk menonton salah satu film koleksi saya, dan pilihan jatuh pada Twilight Saga: New Moon. New Moon adalah seri kedua dari Twilight Saga, seri yang paling saya suka sekaligus paling tidak saya sukai. Lho kok?

        New Moon sendiri berkisah tentang kekosongan hati Bella Swan (diperankan oleh Kristen Stewart) yang ditinggal kekasihnya, Edward Cullen (seorang vampir-diperankan oleh Robert Pattinson)). Edward memutuskan untuk pergi meninggalkan Bella karena ia merasa dirinya terlalu banyak menjerumuskan Bella ke dalam bahaya. Edward yakin bahwa jika ia tak berada di dekat Bella, hidup Bella akan lebih 'normal' (walaupun saya yakin ga ada yang normal disini, haha). It's kind a good idea in bad way, eh? Ditinggal Edward, Bella depresi berat. Dalam novelnya sendiri Bella digambarkan seperti mayat hidup di tengah-tengah kepedihan hatinya. Inilah bagian yang membuat saya sangat suka New Moon. Dari semua seri Twilight Saga, New Moon menampilkan 'Edward yang seharusnya' menurut saya. Kenapa? Dengan setting waktu zaman modern ini, satu-satunya tindakan masuk akal dari kisah cinta semacam ini adalah 'berpisah' (walaupun sebenarnya saya berharap Bella yang meninggalkan Edward, jadi saya bisa langsung menyambar Edward, lhooo?).

        Kemudian muncul Jacob Black (werewolf-diperankan oleh Taylor Lautner), putra dari sahabat ayah Bella, yang dalam seri pertama Twilight kalah pamor dengan Edward (ya iyalah, dari awal Edward muncul udah kaya' Prince Charming yang maskulin wow..wow..wow.. Nah, Bang Jake ini muncul dengan rambut gondrong urakannya). Singkat cerita Bella akrab dengan Jacob dan merasa sedikit lebih baik berkat Jacob. Bella juga kelihatan sedikit egois disini. Bayangin aja, Bella ga bisa nerima Jacob yang jelas-jelas cinta sama dia dengan alasan belum bisa melupakan Edward, tapi ga mau melepaskan Jacob sebagai 'teman dekat'. It hurts Jacob so much, I guess. Nah, bagian ini bikin saya gakkkk suka seri ini. Jacob! Awalnya saya kira peran Jacob-lah yang menimbulkan ketidaksukaan saya: menjadi orang ketiga ditengah-tengah pasangan yang tepat (meskipun Jacob bukan penyebab Edward meninggalkan Bella). Keberadaan Jacob di samping Bella itu menyebalkan. Pasangan yang tepat untuk Bella adalah Edward, there's no doubt. Bella ga boleh sama Jacob (kasihan Edward, dong). Daaaaaan, setelah menonton seri ketiga Twilight Saga: Eclipse, saya baru nyadar kenapa saya tidak menyukai Jacob. Alasannya ya karena saya kasihan juga sama Jacob. Dalam pikiran saya udah jelas Bella bakal sama Edward, sekeras apapun usaha Jacob menarik Bella, tetep aja Bella will be with Edward. Melihat usaha keras Jake untuk meraih hati Bella itu lah yang bikin saya pengen teriak ke Jake, nyadarin dia kalo usahanya itu sia-sia, mending ga usah dilanjutin lagi karena akibatnya akan semakin melukai hatinya sendiri. Jake baik, hanya yang paling tepat untuk Bella adalah Edward, bukan Jake.

        Ceritanya berlanjut dengan miscommunication yang menyebabkan Edward pengen bunuh diri karena mengira Bella telah meninggal (look at his superrr big love, guys!). Kemudian Bella dan Alice Cullen (adik Edward) pergi ke Italia untuk mencegah Edward bunuh diri sampai berurusan dengan Volturi. Endingnya? Sudah pada tau dong ya...

        Personally, saya ga suka cerita yang akhirnya sad ending, apalagi cerita yang berakhir tokoh utamanya meninggal. Alasannya simple aja, karena saya berharap hidup saya seperti itu, happily ever after, meskipun mustahil, bahwa jika saya diberi kesempatan untuk menskenariokan hidup saya, seseorang atau siapapun, saya pasti akan memilihkan takdir hidup yang menyenangkan, tidak peduli betapa sulitnya suatu perjalanan kisah hidupnya, tapi pada satu titik saya berharap tokoh-tokoh itu (meskipun fiksi) merasa dipilihkan takdir yang baik oleh penulisnya. Sekian saja.

If it's about my soul. Take it. I don't care. I don't want it without you - Bella Swan


        Salam supel dari Novia :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...