17/11 Platform
This is where it all begins ...
Saturday, November 17, 2012
Turn into Twenty One..oh, I'm a Young Lady
I've found that time is the most expensive thing we can't buy, but at the same time we can share it each other. It's not given by one, but God.
When birthday's coming, remind me the time I've been here, and with this precious thing, what I've done?
"I just keep on trying to find a way of becoming what I would so like to be, and what I could be..."
-Happy Birthday to me :)
Novia
Thursday, September 20, 2012
I remember thisss \m/
Yes, I was late. Dengar opini negative tentang keputusan
saya, saya senyum aja. For there was only me, knew the whole condition and
truth. Kenapa harus pusing dengar omongan semua orang, kalau pihak-pihak yang
akan terpengaruh pada keputusan ini hanya beberapa? Oke, ga mau terlalu drama.
The point is I tried to keep my family and other bests not to be hurt by this
decision. I was failed, I know. Even my own self at first, felt that. But
remember, even the worst has its good.
Percaya deh, satu tahun yang saya habiskan dengan cara yang
berbeda dengan teman-teman yang lain itu, worth it banget. Mereka start kuliah
lebih awal (say it was right time, though it doesn’t mean I was in not-right-time.
Leave it as their time just didn’t suit to me.) dari saya. When almost my
friends became students in many well known universities, they started study
formally. At the same time, I was with my different decision, also learned
things that out of formality. Trust me, it was fun J.
Karena satu tahun itu saya bisa kenal Achien Koko, the big
boss (in this case, big really means big, fat, something like that kkk-^^),
temen-temen :D : Yenn Cie, the koko(s) à
Felix + Andy + Wendi + Hansen + Toni, Tina & Tini, Shella, and others..
I was like desperate girl for some reasons when I
started. It’s weird. For last twelve years, I was a student in my town. Trus,
dengan embel-embel promosi Uda (singkatan ‘Bapauda’: suami Tante dalam adat
Batak) ke Achien Koko, which was too much, jadilah saya pengajar di private
bimbelnya. My feelings were 50: 50 between unsure and frightened. Kenapa?
Karena: 1. Saya bukan penyabar yang kelewatan sabar, jadi agak berbahaya buat
anak-anak reseh yang gampang banget nyulut emosi di luar kesadarannya. 2. No
experience, emang ga pernah ngelakuin ini sebelumnya. 3. Ada perbedaan ras,
actually takutnya Cuma shocking culture aja sih (it was funny, beberapa hari
sebelum masuk kerja, saya sempat browsing tentang culture ini. Cuma buat
jaga-jaga, barangkali ada things yang biasa aja buat kita tapi ternyata punya
arti yang beda buat mereka. And I found nothing worse hehe)
Hari pertama: Wow, great! Kecuali kenyataan kalo saya saltum
-___- Well, nobody said that it would be soo informal. Pake t-shirt ama jeans
se-dengkul juga ga apa ternyata. Great-nya saya koreksi dikit ya. Great setelah
beberapa jam berlalu. Pertama-tama nervous plus deg-deg-an. Karena blank mau
ngapain, jadi saya Cuma senyum waktu dikenalin (payah bener, ih, saya nih -.-)
yang penting kesan pertama harus keliatan so kind (see: senyum itu senjata
ampuh kkk-^^).
Waktu itu saya sering banget merhatiin sekitar. It was nice.
Sistemnya beda banget sama bimbel yang di luar. Saya juga suka perhatiin
gesture, nada bicara, ekspresi, plus mata (yang ini paling suka) orang-orang.
Sometimes ada sesuatu yang seketika aja muncul di benak (semacam tebak-tebak
personality, Cuma nebak loh ya, ga sampe nge-judge) waktu liat mata beberapa
orang, refleks saya senyum (sebisa mungkin ga keliatan :D).
Saya ingat pernah buat note tentang temen-temen di sana.
Kurang lebih isinya begini:
#1 Achien Koko, the big boss. Saya ngerasa Achien Koko pikir
saya takut sama beliau. Hihihi, oke ngaku deh, awalnya emang iya. Tapi,
ternyata Achien Koko ini ga nyeremin sama sekali. Saya malah pengen ketawa
waktu liat murid-murid ketakutan liat Koko marah, yang sebenernya kalo
diperhatiin itu lucu gaya marahnya. Dulu tuh, (karena desperate itu :D), saya
jadi malesss makan, jadi buat saya fine-fine aja kalo lunch time jadi jam 3an.
Sebenernya ada selang waktu di jam 12 ke jam 1 buat makan siang, tapi seperti
yang saya bilang tadi, malesss. Nah, Achien koko pernah tawarin buat ngasi
makan siang tiap hari (tau deh, ini pasti gara-gara Uda ngasi tau kalo bapak
marah-marah tentang jam makan siang saya. Sorry for this ya, Koko), besoknya
saya bawa makan siang, dan seterusnya begitu. Alasannya Cuma biar semuanya
keliatan sama. Karena temen-temen yang lain ga diperlakukan kayak gitu. The
best thing about him is when last time we met, he talked to me like this: if
everything’s not going alrite, don’t be afraid to talk to me, just come back here.
#2 Yenn Cie. She’s veryyyyy nice. We talked, laughed and
shared much. Satu hal yang diwejang’in ke saya berkali-kali adalah: Nov, ntar
kalo mau putus sama pacar, cari gebetan dulu. Abis itu baru deh cari perkara
biar putus sama pacar. Jadi kalo putus ga apa-apa, ga sedih banget. See?
Bakalan dipraktek’in ntar kapan ya, Cie, hihihi J
#3 Felix Koko. Kacamatanya gaya weeeee, hahaha. Trus (maaf
ya, Ko) ga sengaja saya pernah liat file yang judulnya kurang lebih begini “Trik
untuk menarik hati wanita pujaan” di dalam flashdisknya. Abis itu tiap liat
Koko yang ga pernah senyum ini, jadi pengen ketawa. Trus tanya dalam hati, “Ehm,
Ko, itu trik-triknya udah pernah dipraktek’in blom?” xixixi..
#4 Andy Koko. Saya inget dulu ada murid yang ngomong gini ke
temennya kurang lebih begini, “Eh, eh wa tadi liat Andy lause loh. Rambut
baru..gantenggg!” Buseeeeeet dah ini murid kelas 5 SD! Catet ya, kelas 5 SD!!!
Trus saya liat-liat lagi Andy Koko, oh yeaa emang cakep ternyata hehehe. Lucu
ni (ini juga dimaaf’kan ya, Koko) waktu ngeprint bahan tiba-tiba aja printernya
error. Itu printer kan ada di ruang kelasnya Andy Koko, trus saya lapor itu
printernya kayak begitu. Dan jreng jreng jreng Koko bilang, “Oh, ini ELOR, Nov!
Kalo elor 1, harus di…., elor 2, harus
di…, elor 3, harus di…..” Saya Cuma bisa ngangguk-ngangguk sambil nahan ketawa.
Gimana ga ketawa coba, this handsome-cool-guy said ELOR instead of ERROR and it
sounded like hahaha couldn’t describe it with words kkk-^^
To be continued yaaa.. udah malem J)
Sunday, September 09, 2012
Sekarang Percaya, Sepi Bisa Jadi Sangat Menakutkan
Well, saya baru tahu kalo ternyata di Binjai (kota dimana saya tinggal) ada semacam perkebunan tebu. Kemarin secara gak sengaja (buat supir angkot-nya sih sengaja banget), saya melintasi daerah itu, di sekitar KM 16, demi apa? Demi pak supir yang menghindari razia polda, uh!
That's scariest place I've ever been!
Di kanan kiri cuma ada tebu semua yang tingginya lebih dari tinggi normal orang dewasa, dan jauhhhh dari perumahan warga. Kalo mau berpikir jelek sih, apapun yang dilakukan orang disitu ga bakal ada yang tahu, tipikal sarang kriminal.
Dan lebih baik saya jalan kaki berkilo-kilo meter daripada melintasi jalan itu lagi. Okay, will remember that next time kalau-kalau ada razia lagi dan sialnya supir angkot yang saya tumpangi ga punya surat-surat yang lengkap!
-Novia-
That's scariest place I've ever been!
Di kanan kiri cuma ada tebu semua yang tingginya lebih dari tinggi normal orang dewasa, dan jauhhhh dari perumahan warga. Kalo mau berpikir jelek sih, apapun yang dilakukan orang disitu ga bakal ada yang tahu, tipikal sarang kriminal.
Dan lebih baik saya jalan kaki berkilo-kilo meter daripada melintasi jalan itu lagi. Okay, will remember that next time kalau-kalau ada razia lagi dan sialnya supir angkot yang saya tumpangi ga punya surat-surat yang lengkap!
-Novia-
Sunday, August 19, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)